Pada tanggal 22 Agustus 2011, Timnas Indonesia mengadakan pertandingan persahabatan dengan Timnas Palestina di Kota Solo, kampung halaman saya tercinta. Suatu fenomena yang cukup langka mengingat mayoritas agenda pertandingan Timnas baik uji coba maupun laga resmi biasanya dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta. Sebagai penggemar sepak bola yang haus akan pertandingan yang berkualitas di negeri sendiri, saya pun tak berpikir dua kali untuk segera mencari tiket pertandingan demi melihat penampilan Bambang Pamungkas dkk secara langsung. Apalagi pada saat itu Timnas Indonesia sedang dalam performa puncak setelah melaju ke final Piala AFF, sehingga semakin membuat saya bersemangat untuk menonton langsung ke Stadion Manahan.
Setelah lebih dari dua jam mengantri dan berdesak-desakan dengan ratusan orang di tengah terik panas Kota Solo, saya dan teman SMA yang kebetulan juga penggemar sepak bola dan peng-hobi nonton langsung di Stadion, Muhammad Akbar Anifa, akhirnya mendapatkan dua tiket pertandingan Timnas. Pada pertandingan tersebut kami memilih untuk menonton di tribun belakang gawang sebelah utara bersama dengan ribuan Pasoepati (suporter sepak bola asal Solo) yang terkenal atraktif dalam memberikan dukungan langsung kepada tim yang bertanding di Stadion Manahan. Kami ingin merasakan atmosfer menonton pertandingan sepak bola yang sesungguhnya, ditengah ribuan suporter yang tidak henti bernyanyi dan membuat gerakan-gerakan yang atraktif di sepanjang pertandingan untuk mendukung tim kesayangan yang sedang berlaga. Pada pertandingan uji coba sebelumnya antara Timnas Indonesia melawan juniornya Timnas U-23 kami duduk di tribun VIP, yang menurut kami suasananya cukup hambar dan membuat kami hanya bisa duduk manis tanpa berteriak-teriak atau bernyanyi bersama suporter lain. Kami pun bertekad untuk membeli tiket tribun belakang gawang pada pertandingan timnas selanjutnya, karena kami berdua merasa bahwa datang ke stadion tidak hanya untuk menonton tapi juga memberikan support kepada tim yang kami dukung. Dan memang terbukti, kami sangat menikmati menonton pertandingan sepak bola di tribun belakang gawang yang harga tiketnya paling murah diantara tribun lainnya. Status sosial, latar belakang pekerjaan, usia, ras, atau pun agama bukan menjadi polemik karena semuanya melebur jadi satu untuk menjadi suporter yang fanatis, atraktif, namun tetap santun sesuai budaya Kota Solo. Berikut ini merupakan beberapa hasil jepretan kamera Canon EOS-550D saya pada malam yang dipenuhi oleh euforia para pencinta sepak bola dan Timnas Indonesia di Stadion Manahan. Selamat menikmati! :)
PhotoJournal #2: A Night on a Football Euphoria #1
Antri untuk masuk ke Stadion demi mendukung tim kesayangan
Tribun VIP Stadion Manahan yang nyaman namun kurang meriah
Mengais rejeki di tengah hingar bingar pertandingan sepak bola
Kibaran bendera merah putih untuk memompa semangat para pemain Timnas
No comments:
Post a Comment